Separatis bersenjata mengatakan mereka menyerang tentara saat militer mencari pilot Selandia Baru yang ditangkap.
Separatis di wilayah Papua Indonesia mengatakan mereka telah membunuh sembilan tentara dalam penyergapan, tetapi militer mengatakan satu tentara tewas selama pencarian untuk menemukan pilot Selandia Baru yang diculik.
Juru bicara militer Indonesia Julius Widjojono mengatakan pada hari Minggu bahwa tentara disebar ke berbagai lokasi untuk mencari pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang ditangkap dan mereka mengalami masalah komunikasi karena cuaca buruk.
Mehrtens diculik oleh pemberontak di sebuah bandara di distrik terpencil Nduga pada Februari.
“Sampai pukul 14.03 WIB (Minggu 05.03 WIB), informasi yang kami dapat ada satu orang meninggal dunia,” kata Widjojono saat ditanya soal jumlah korban yang lebih banyak. “Kami belum mendapat informasi lain karena sulit menjangkau daerah tersebut, apalagi dengan cuaca yang tidak menentu.”
Widjojono mengatakan TNI akan mengintensifkan operasi penyelamatan Mehrtens karena sudah mengetahui lokasi pilot.
Cuaca yang berubah-ubah membuat upaya itu menantang, katanya.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer kelompok separatis utama Papua, mengaku bertanggung jawab pada Sabtu atas serangan yang katanya menewaskan sembilan tentara.
Pemberontak sebelumnya menuntut Indonesia mengakui kemerdekaan Papua dengan imbalan pembebasan pilot serta pertemuan dengan Presiden Joko Widodo yang difasilitasi masyarakat internasional.
Para separatis mengatakan serangan hari Sabtu adalah tindakan pertahanan terhadap aktivitas militer di wilayah tersebut dan menuntut agar pemerintah bernegosiasi untuk pembebasan Mehrtens.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Selandia Baru memiliki kewajiban untuk memaksa Indonesia menghentikan operasi militer,” kata Sebby Sambom, juru bicara pemberontak, Minggu.
Terbang adalah satu-satunya cara untuk mencapai daerah pegunungan di Papua, tempat serangan pemberontak meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Penduduk Melanesia di Papua memiliki sedikit hubungan budaya dengan daerah lain di Indonesia, dan militer telah lama dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di sana.
Papua, bekas jajahan Belanda, menyatakan dirinya merdeka pada tahun 1961, tetapi negara tetangga Indonesia mengambil kendali dua tahun kemudian dan menjanjikan referendum kemerdekaan.
Pemungutan suara berikutnya yang mendukung bagian Indonesia yang tersisa secara luas dilihat sebagai kepura-puraan.